Gorontalo Tour
Senin, 16 November 2015
Jumat, 24 Juli 2015
Sejarah Gorontalo
Provisinsi Gorontalo
Provinsi Gorontalo berdiri secara resmi sejak tanggal 22 Desember tahun 2000, melalui penetapan sidang paripurna DPR RI. Namun sekalipun masih kontroversi, peringatan Hari Lahir Provinsi Gorontalo diperingati pada tanggal 16 Februari tahun 2001, ditandai dengan dilantiknya Tursandi Alwi sebagai penjabat Gubernur pertama.
Meskipun terbilang muda perihal pemekaran daerah, sebenarnya Provinsi Gorontalo lebih dahulu dikenal sejak zaman kolonial Belanda dengan kota-kota tua yang dimilikinya selain Kota Gorontalo (Hulontalo), antara lain:
Pada tahun 2013, Provinsi Gorontalo secara keseluruhan memiliki 77 kecamatan serta 735 Desa/Kelurahan. Data ini akan terus mengalami perubahan seiring dengan adanya rencana pemekaran daerah otonom baru (DOB) di Provinsi Gorontalo yang diprediksi akan selesai pada tahun 2020 mendatang.
Provinsi Gorontalo menjadi salah satu daerah hasil pemekaran yang terbilang sukses. Seperti halnya daerah lain, Provinsi Gorontalo pun memiliki berbagai julukan, diantaranya:
Sejarah Gorontalo
Menurut catatan sejarah, Jazirah Semenanjung Gorontalo (Gorontalo Peninsula) terbentuk kurang lebih 1300 tahun lalu, dimana Kerajaan Suwawa telah ditemukan berdiri pada sekitar tahun 700 Masehi atau pada abad ke-8 Masehi. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya makam para Raja di tepian hulu sungai Bulawa. Tidak hanya itu, makam Raja Suwawa lainnya dapat kita temukan di hulu sungai Bone, yaitu makam Raja Moluadu (salah seorang Raja di Kerajaan Suwawa) bersama dengan makam istrinya dan anaknya. dan makam Raja Panipi yang berada di Desa Barakati kecamatan Batudaa.
Namun, sebagai salah satu jazirah tertua di Sulawesi dan Nusantara, Semenanjung Gorontalo pun tidak hanya memiliki catatan sejarah pada prasasti makam-makam Rajanya dahulu, melainkan pula memiliki situs prasejarah yang telah ditemukan. Situs Oluhuta, merupakan sebuah situs prasejarah dan memiliki makam prasejarah didalamnya. hal ini dapat menjadi bukti bahwa Gorontalo telah memiliki peradaban yang sangat lampau.
Sementara itu, Kota Gorontalo merupakan salah satu kota tua di Pulau Sulawesi selain Kota Makassar, Parepare dan Manado. Diperkirakan, Kota Gorontalo sudah terbentuk sejak kurang lebih 400 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1500-an pada abad ke-16. Kota Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Kawasan Timur Indonesia, selain Ternate (sekarang bagian dari Provinsi Maluku Utara) dan Bone (sekarang bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan).
Seiring dengan penyebaran agama tersebut Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut), Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara.
Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang strategis menghadap Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara). Kedudukan Kota Kerajaan Gorontalo mulanya berada di Kelurahan Hulawa Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango.
Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dipindahkan dari Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang. Kemudian dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B.
Dengan letaknya yang stategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol ToliToli dan, Donggala dan Bolaang Mongondow.
Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut huukm adat etatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang disebut Pohalaa.Menurut Haga (1931) daerah Gorontalo ada lima pohalaa :
Dengan hukum adat itu maka Gorontalo termasuk 19 wilayah adat di Indonesia Pohalaa Gorontalo merupakan pohalaa yang paling menonjol diantara kelima pohalaa tersebut. Itulah sebabnya Gorontalo lebih banyak dikenal.
Asal usul nama Gorontalo terdapat berbagai pendapat dan penjelasan antara lain :
Jadi asal usul nama Gorontalo (arti katanya) tidak diketahui lagi, namun jelas kata hulondalo hingga sekarang masih hidup dalam ucapan orang Gorontalo dan orang Belanda karena kesulitan dalam mengucapkannya diucapkan dengan Horontalo dan bila ditulis menjadi Gorontalo.
Pada tahun 1824 daerah Limo Lo Pohalaa telah berada di bawah kekusaan seorang asisten Residen disamping Pemerintahan tradisonal. Pada tahun 1889 sistem pemerintahan kerajaan dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan istilah Rechtatreeks Bestur .
Pada tahun 1911 terjadi lagi perubahan dalam struktur pemerintahan Daerah Limo lo pohalaa dibagi atas tiga Onder Afdeling yaitu :
Selanjutnya pada tahun 1920 berubah lagi menjadi lima distrik yaitu :
Pada tahun 1922 Gorontalo ditetapkan menjadi tiga Afdeling yaitu :
Sebelum kemerdekaan Republik, rakyat Gorontalo dipelopori oleh Bpk. H. Nani Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942. Selama kurang lebih dua tahun yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo berdaulat dengan pemerintahan sendiri.
Perjuangan patriotik ini menjadi tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi bagi wilayah sekitar bahkan secara nasional. Oleh karena itu Bpk H. Nani Wartabone dikukuhkan oleh Pemerintah RI sebagai pahlawan perintis kemerdekaan.
Hari Kemerdekaan Gorontalo yaitu 23 Januari 1942 dikibarkan bendera merah putih dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Padahal saat itu Negara Indonesia sendiri masih merupakan mimpi kaum nasionalis tetapi rakyat Gorontalo telah menyatakan kemerdekaan dan menjadi bagian dari Indonesia
Selain itu pada saat pergolakan PRRI Permesta di Sulawesi Utara masyarakat wilayah Gorontalo dan sekitarnya berjuang untuk tetap menyatu dengan Negara Republik Indonesia dengan semboyan Sekali ke Djogdja tetap ke Djogdja sebagaimana pernah didengungkan pertama kali oleh Ayuba Wartabone di Parlemen Indonesia Timur ketika Gorontalo menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Gorontalo
http://wances.blogdetik.com/sejarah-gorontalo
Provinsi Gorontalo berdiri secara resmi sejak tanggal 22 Desember tahun 2000, melalui penetapan sidang paripurna DPR RI. Namun sekalipun masih kontroversi, peringatan Hari Lahir Provinsi Gorontalo diperingati pada tanggal 16 Februari tahun 2001, ditandai dengan dilantiknya Tursandi Alwi sebagai penjabat Gubernur pertama.
Meskipun terbilang muda perihal pemekaran daerah, sebenarnya Provinsi Gorontalo lebih dahulu dikenal sejak zaman kolonial Belanda dengan kota-kota tua yang dimilikinya selain Kota Gorontalo (Hulontalo), antara lain:
- Suwawa (asal kata Tuwawa)
- Limboto (asal kata Limutu)
- Tilamuta
- Kwandang
- Paguat (asal kata Pohuwato)
- Marisa
- Popayato
- Atinggola
Pada tahun 2013, Provinsi Gorontalo secara keseluruhan memiliki 77 kecamatan serta 735 Desa/Kelurahan. Data ini akan terus mengalami perubahan seiring dengan adanya rencana pemekaran daerah otonom baru (DOB) di Provinsi Gorontalo yang diprediksi akan selesai pada tahun 2020 mendatang.
Provinsi Gorontalo menjadi salah satu daerah hasil pemekaran yang terbilang sukses. Seperti halnya daerah lain, Provinsi Gorontalo pun memiliki berbagai julukan, diantaranya:
- "Provinsi Agropolitan"
- "Bumi Maleo"
- "Provinsi Minapolitan"
- "Bumi Para Sastrawan"
- "The Hidden Paradise"
Sejarah Gorontalo
Menurut catatan sejarah, Jazirah Semenanjung Gorontalo (Gorontalo Peninsula) terbentuk kurang lebih 1300 tahun lalu, dimana Kerajaan Suwawa telah ditemukan berdiri pada sekitar tahun 700 Masehi atau pada abad ke-8 Masehi. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya makam para Raja di tepian hulu sungai Bulawa. Tidak hanya itu, makam Raja Suwawa lainnya dapat kita temukan di hulu sungai Bone, yaitu makam Raja Moluadu (salah seorang Raja di Kerajaan Suwawa) bersama dengan makam istrinya dan anaknya. dan makam Raja Panipi yang berada di Desa Barakati kecamatan Batudaa.
Namun, sebagai salah satu jazirah tertua di Sulawesi dan Nusantara, Semenanjung Gorontalo pun tidak hanya memiliki catatan sejarah pada prasasti makam-makam Rajanya dahulu, melainkan pula memiliki situs prasejarah yang telah ditemukan. Situs Oluhuta, merupakan sebuah situs prasejarah dan memiliki makam prasejarah didalamnya. hal ini dapat menjadi bukti bahwa Gorontalo telah memiliki peradaban yang sangat lampau.
Sementara itu, Kota Gorontalo merupakan salah satu kota tua di Pulau Sulawesi selain Kota Makassar, Parepare dan Manado. Diperkirakan, Kota Gorontalo sudah terbentuk sejak kurang lebih 400 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1500-an pada abad ke-16. Kota Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Kawasan Timur Indonesia, selain Ternate (sekarang bagian dari Provinsi Maluku Utara) dan Bone (sekarang bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan).
Seiring dengan penyebaran agama tersebut Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut), Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara.
Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang strategis menghadap Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara). Kedudukan Kota Kerajaan Gorontalo mulanya berada di Kelurahan Hulawa Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango.
Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dipindahkan dari Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang. Kemudian dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B.
Dengan letaknya yang stategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol ToliToli dan, Donggala dan Bolaang Mongondow.
Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut huukm adat etatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang disebut Pohalaa.Menurut Haga (1931) daerah Gorontalo ada lima pohalaa :
- Pohalaa Gorontalo
- Pohalaa Limboto
- Pohalaa Suwawa
- Pohalaa Boalemo
- Pohalaa Atinggola
Dengan hukum adat itu maka Gorontalo termasuk 19 wilayah adat di Indonesia Pohalaa Gorontalo merupakan pohalaa yang paling menonjol diantara kelima pohalaa tersebut. Itulah sebabnya Gorontalo lebih banyak dikenal.
Asal usul nama Gorontalo terdapat berbagai pendapat dan penjelasan antara lain :
- Hulontalangio, nama salah satu kerajaan yang dipersingkat menjadi hulontalo.
- Berasal dari Hua Lolontalango yang artinya orang-orang Gowa yang berjalan lalu lalang.
- Berasal dari Hulontalangi yang artinya lebih mulia.
- Berasal dari Hulua Lo Tola yang artinya tempat berkembangnya ikan Gabus.
- Berasal dari Pongolatalo atau Puhulatalo yang artinya tempat menunggu.
- Berasal dari Gunung Telu yang artinya tiga buah gunung.
- Berasal dari Hunto suatu tempat yang senantiasa digenangi air
Jadi asal usul nama Gorontalo (arti katanya) tidak diketahui lagi, namun jelas kata hulondalo hingga sekarang masih hidup dalam ucapan orang Gorontalo dan orang Belanda karena kesulitan dalam mengucapkannya diucapkan dengan Horontalo dan bila ditulis menjadi Gorontalo.
Pada tahun 1824 daerah Limo Lo Pohalaa telah berada di bawah kekusaan seorang asisten Residen disamping Pemerintahan tradisonal. Pada tahun 1889 sistem pemerintahan kerajaan dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan istilah Rechtatreeks Bestur .
Pada tahun 1911 terjadi lagi perubahan dalam struktur pemerintahan Daerah Limo lo pohalaa dibagi atas tiga Onder Afdeling yaitu :
- Onder Afdeling Kwandang
- Onder Afdeling Boalemo
- Onder Afdeling Gorontalo
Selanjutnya pada tahun 1920 berubah lagi menjadi lima distrik yaitu :
- Distrik Kwandang
- Distrik Limboto
- Distrik Bone
- Distrik Gorontalo
- Distrik Boalemo
Pada tahun 1922 Gorontalo ditetapkan menjadi tiga Afdeling yaitu :
- Afdeling Gorontalo
- Afdeling Boalemo
- Afdeling Buol
Sebelum kemerdekaan Republik, rakyat Gorontalo dipelopori oleh Bpk. H. Nani Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942. Selama kurang lebih dua tahun yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo berdaulat dengan pemerintahan sendiri.
Perjuangan patriotik ini menjadi tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi bagi wilayah sekitar bahkan secara nasional. Oleh karena itu Bpk H. Nani Wartabone dikukuhkan oleh Pemerintah RI sebagai pahlawan perintis kemerdekaan.
Hari Kemerdekaan Gorontalo yaitu 23 Januari 1942 dikibarkan bendera merah putih dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Padahal saat itu Negara Indonesia sendiri masih merupakan mimpi kaum nasionalis tetapi rakyat Gorontalo telah menyatakan kemerdekaan dan menjadi bagian dari Indonesia
Selain itu pada saat pergolakan PRRI Permesta di Sulawesi Utara masyarakat wilayah Gorontalo dan sekitarnya berjuang untuk tetap menyatu dengan Negara Republik Indonesia dengan semboyan Sekali ke Djogdja tetap ke Djogdja sebagaimana pernah didengungkan pertama kali oleh Ayuba Wartabone di Parlemen Indonesia Timur ketika Gorontalo menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Gorontalo
http://wances.blogdetik.com/sejarah-gorontalo
Kamis, 19 Maret 2015
Pulau Saronde
Pulau Saronde
BAYANGKAN, berada di sebuah pulau yang cantik nan alami. Cuaca yang cerah berpadu dengan jernihnya air laut dan hamparan pasir putih. Tak ada kata lain selain keindahan dan Anda bisa berada di antara itu semua, di daratan mengapung bernama Pulau Saronde.
Pulau Saronde yang menjadi bagian Provinsi Gorontalo merupakan pulau kecil tak berpenghuni yang mengandalkan potensi pesona alam dan budaya. Pulau cantik yang terletak di utara Teluk Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara ini mulai dikenal luas karena mampu memikat hati para turis domestik maupun mancanegara.
Perairan di sekitar Pulau Saronde dikenal bersih dan tidak tercemar oleh sampah-sampah industri, sehingga sangat layak untuk berbagai kegiatan air seperti berenang, berselancar, menyelam, snorkeling, dan ski air.
Bukan hanya hamparan alamnya yang mempesona, masyarakat di sekitar Pulau Saronde juga dikenal memiliki tradisi yang unik. Pada waktu-waktu tertentu, biasanya pada Festival Saronde yang kerap diadakan bulan Juli, mereka sering mengadakan lomba adu cepat ketinting (perahu bermesin diesel) mengelilingi sebuah pulau di sekitar Pulau Saronde.
Waktu penyelenggaraan adu cepat perahu tradisional ini merupakan salah satu momen keramaian di Kecamatan Kwandang. Bila beruntung menjadi bagian dalam acara ini, Anda bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat atau menikmati berbagai hiburan dan jajanan khas Gorontalo.
Bila hendak melihat keindahan Pulau Saronde, Anda yang datang dari luar Provinsi Gorontalo dapat menggunakan moda transportasi laut atau udara. Bila menggunakan jalur udara, Anda bisa memesan penerbangan yang mendarat di Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo.
Jika memilih jasa kapal laut, Anda dapat berlabuh di Pelabuhan Gorontalo atau di Pelabuhan Anggrek Kwandang, di Kabupaten Gorontalo Utara. Secara reguler, kapal penumpang seperti KM Umsini, KM Kambuna, KM Tilongkabil, serta KM Awu menyinggahi kedua pelabuhan laut tersebut.
Baik dari bandara atau pelabuhan, Anda dapat menggunakan jasa bus, mikrolet, bentor (bendi motor), atau mobil sewaan untuk menuju pelabuhan di Kota Kwandang. Jarak antara Kota Gorontalo dan Teluk Kwandang sekitar 50 kilometer.
Setelah sampai di Pelabuhan Kwandang, perjalanan dilanjutkan dengan menumpang perahu besar menuju Pulau Saronde, dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Sesampainya di Pulau Saronde, Anda tidak perlu membayar biaya masuk, alias gratis.
Jika memerlukan penginapan, Anda dapat memperolehnya di Kota Kwandang, Ibu Kota Gorontalo Utara. Di kota ini Anda juga bisa mencari berbagai suvenir dan menikmati menu-menu masakan khas Gorontalo Utara. Bila ingin lebih dekat dengan alam, Anda bisa berkemah di Pulau Saronde. []wm/mi
Wisata Bahari Pulau Saronde Gorontalo
Pulau Saronde adalah pulau kecil yang indah, dengan pantainya yang berpasir putih dan karang yang tertata rapi secara alami. Banyak orang yang belum mengetahui akan keberadaan pulau saronde yang merupakan salah satu permata wisata Provinsi Gorontalo, khususnya Kabupaten Gorontalo Utara. Luas pulau ini hanya sekitar kurang lebih 1 km keliling dengan pesisir pantai yang mengelilingi pulau dan mempunyai ciri khas tersendiri. Dari bagian utara hingga ke barat sepanjang pantainya berpasir putih, dan dari selatan hingga ke timur sepanjang pantainya di penuhi bebatuan yang tertata rapi bagai ditata oleh tangan manusia serta dikelilingi oleh taman laut yang memiliki keindahan terumbu karang. Pulau Saronde terletak di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara, sekitar 65 km dari pusat kota gorontalo dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Untuk menempuh perjalanan dari pusat kota gorontalo hingga ke dermaga kwandang sebaiknya menggunakan kenderaan pribadi. Bagi pengunjung yang memilih naik angkot, naiklah angkot dengan rute kwandang dan biaya angkot per orang hanya Rp. 15.000.Pulau Saronde merupakan gugusan dari pulau Ponelo (Desa Ponelo) Kecamatan Kwandang yang berjarak sekitar 12 mil dari dermaga pelabuhan Kwandang. Dan merupakan sebuah gugusan pulau kecil yang banyak. Jarak tempuh dari dermaga ke pulau saronde sekitar 60 menit. Dengan menggunakan jasa angkutan penduduk setempat yang sering disebut katinting. Di dermaga kwandang telah tersedia Taxi Wisata Pulau Saronde, denga tarif per orang Rp. 10.000 menuju pulau saronde.
TAXI WISATA PULAU SARONDE
Taxi Wisata Pulau Saronde di Wisata Bahari Pulau Saronde, para pengunjung atau wisatawan dapat menikmati pemandangan alam dan laut yang indah dengan pasir putih, berenang, berperahu, snorkeling dan menyelam. Keindahan lainnya yang dapat Anda nikmati di Pulau Saronde adalah menikmati panorama sunrise dan sunset. Anda bisa menikmati keindahan pantai dengan bermain volly pantai, sepakbola pantai, snorkling, pinswim dan kegiatan outbound lainnya. Pulau Saronde di promosikan sebagai salah satu potensi wisata Kabupaten Gorontalo Utara. Perairan di sekitar pulau ini masih bersih dan tidak tercemari oleh sampah – sampah industri. Waktu terbaik mengunjungi Pulau Saronde adalah pada saat liburan dan ada event – event, baik berskala daerah maupun berskala nasional.
Walaupun Pulau Saronde saat ini belumlah maksimal dengan aset pendukung dan sarana prasarana lainnya, terutama penginapan dan pemenuhan kebutuhan air bersih, pulau ini pernah mengalami zaman keemasan era 90-an, masa pemerintahan Bupati Gorontalo, Marthen Liputo. Pada waktu itu, pulau saronde terdapat banyak cottage tempat menginap para wisatawan. Sekarang cottage – cottage tersebut di renovasi dan hanya menyisakan dua buah cottage. Sarana pendukung lainnya, di pulau ini terdapat sebuah panggung untuk pagelaran seni budaya dan kegiatan lainnya. Sekarang pembenahan di segala bidang, baik aset pendukung wisata maupun sarana angkutan atau taxi wisata pulau saronde telah di akomodir oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Gorontalo Utara, dalam rangka mendukung program pemerintahan provinsi gorontalo di bidang pariwisata.
COTTAGE DI PULAU SARONDE
Di Pulau Saronde Wisatawan dapat mencari berbagai souvenir atau cendera mata yang terbuat dari biya serta menu – menu khas gorontalo. Keunikan cendera mata ini, terbuat dari keong – keong laut yang telah di poles oleh penduduk setempat dan dijadikan hiasan dinding dengan berbagai macam model dan ukuran. Harganya pun bervariasi, mulai dari 50 ribuan hingga ratusan ribu. Wisatawan pun dapat memanfaatkan tenda untuk berkemah jika ingin bermalam di pulau ini dan bila ingin menginap dengan fasilitas yang lebih memadai lagi, Wisatawan dapat mencarinya di seputaran Kota Kwandang, Ibukota Kabupaten Gorontalo Utara.
Di Pulau Saronde terdapat beberapa Cottage yang disewakan Rp. 150.000,- per malam, dan kita bisa menikmati sunset dan sunrise di Pulau ini. Kebutuhan air tawar dapat dijumpi di Pulau ini karena tersedianya sumber air tawar dari sumur yang terletak di Pulau Saronde. Namun saat ini keindahan dari Pulau ini harus mendapat perhatian dari pemerintah setempat khususnya perawatan, karena beberapa bekas kayu dan pohon banyak kita jumpai di pingir pantai dan ini sangat menganggu keindahan dari Pantai yang ada di Pulau ini.
Namun jika kita hanya menikmati keindahan pantai dengan berenang, snorkling dan bermain di pantai, maka disini juga tersedia beberapa Gazebo yang dapat kita gunakan.
pulau saronde juga kadang dipakai untuk acara festival tahunan pulau saronde. so..enjoyed saronde..
Sumber : https://gorontalotravelwisata.wordpress.com/pulau-saronde/
Langganan:
Postingan (Atom)